Inflasi dan Deflasi dan stagnasi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan yang maha Esa yang telah
memberikan kita nikmat, baik itu nikmat islam maupun nikmat iman.Kedua kalinya
tak lupa kita haturkan salawat serta salam kepada junjungan alam Nabi besar
Muhamamad SAW.Yang telah menunjukkan kita jalan yang menuju
kebenaran, seperti yang kita rasakan pada saat ini.
Tidak lupa pula kami haturkan terima kasih kepada
dosen yang telah membimbing kami dalam menyelesaikan makalah
yang berjudul “Inflasi dan Deflasi dan stagnasi” kami
sadar bahwa makalah ini sangat jauh dari kesempurnaan, untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman yang bersifat membangun untuk
dijadikan pelajaran ke depannya.
Akhir kata kami sebagai penyusun mengucapkan, Semoga
makalah ini bermanfaat untuk kita semua.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang.....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah................................................................................
1.3 Tujuan...................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 INFLASI.......................................................................................... ...
a. PengertianInflasi................................................................................
b. Macam-macam dan Penyebab Inflasi.................................................
c. Dampak inflasi terhadap perekonomian masyarakat..........................
d. Pengaruh
inflasi...................................................................................
e. Cara Mengatasi
Inflasi.........................................................................
2.2 DEFLASI.............................................................................................
a. Pengertian Deflasi dan stagflasi.........................................................
b. Penyebab Deflasi dan stagflasi...........................................................
c. Dampak Deflasi dan stagflasi.............................................................
d. Cara Mengatasi Deflasi dan stagflasi.................................................
BAB III PENUTUP
3.1
Kesimpulan..........................................................................................
DAFTAR
PUSTAKA........................................................................... ....
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Inflasi merupakan masalah ekonomi yang sangat menyedot
perhatian para pengamat ekonomi. Seperti sebuah penyakit, inflasi timbul karena
berbagai alasan. Sebagian inflasi timbul dari sisi permintaan dan sebagian lagi
timbul dari sisi penawaran. Secara teoritis pengertian inflasi merujuk
kepada perubahan tingkat harga(barang dan jasa) umum yang terjadi secara
terus menerus akibat adanya kenaikan permintaan agregat atau penurunan
penawaran agregat.
Untuk itu inflasi harus dapat segera diatasi, karena
inflasi yang buruk akan mengurangi investasi diikuti dengan berkurangnya
kegiatan ekonomi dan bertambahnya pengangguran sehingga memperlambat
pertumbuhan ekonomi suatu Negara.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa Pengertian Inflasi ?
2. Apa Macam-macam Inflasi ?
3. Apa Teori-teori Inflasi ?
4. Apa pengaruh Inflasi ?
5. Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi ?
6. apa itu deflasi dan stagflasi ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari
makalah Inflasi ini adalah:
- Mengetahui Pengertian Inflasi.
- Mengetahui Macam-macam Inflasi.
- Mengetahui Teori-teori Inflasi.
- Mengetahui Pengaruh Inflasi.
- Mengetahui Kebijakan Untuk Mengatasi
Inflasi.
- Mengetahui deflasi dan stagflasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang dan
jasa secara umum dan terus menerus. Umum berarti
kenaikan harga tidak hanya terjadi pada satu jenis barang saja, tapi kenaikan
harga itu meliputi kelompok barang yang dikonsumsi oleh masyarakat, terlebih
lagi kenaikan itu akan mempengaruhi harga barang lain di pasar. Terus menerus
berarti bahwa kenaikan harga terjadi tidak sesaat saja, misalnya kenaikan harga
barang menjelang hari raya. Kenaikan harga pada kondisi tertentu tidak menjadi
permasalahan kerena harga akan kembali normal.
Secara umum, inflasi merugikan bagi sebagian besar
masyarakat. Untuk mengatasi kerugian ini, maka setiap masyarakat dan
semua pelaku ekonomi lainnya harus mampu membaca gejala dan trend inflasi yang
sudah pernah terjadi sebelumnya, sebagai salah satu cara mengantisipasi supaya
tidak terjadi kerugian yang membengkak akibat terjadinya inflasi. Sebagai
contoh, apabila reta-rata inflasi yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya
adalah 10% per tahun, maka setiap pengusaha dapat memasukkan perubahan
harga itu dalam struktur harga barang yang dihasilkannya. Begitu pula
dengan kelompok masyarakat yang berpendapatan tetap dapat menuntut kenaikan
gaji atau upah sebesar rata-rata inflasi yang terjadi sehingga pendapatannya
secara riil tidak mengalami penurunan.
Inflasi pada dasarnya mengukur perubahan kenaikan
harga dari waktu ke waktu, baik bulanan, triwulanan, maupun tahunan. Angka
indeks biaya hidup mencatat perubahan harga barang-barang dan jasa-jasa
sehingga dapat menentukan kondisi inflasi(kenaikan harga) ataupun
deflasi(penurunan harga). Salah satu angka indeks yang dipakai untuk menghitung
inflasi adalah angka indeks laspeyres.
Tahun dasar merupakan tahun basis yang digunakan
sebagai dasar perhitungan perubahan harga, yang biasanya diberi nilai 100. Pada
tahun berikutnya, apabila indeksnya lebih besar dari 100 berarti terjadi
kenaikan harga, sebaliknya jika nilainya kurang dari 100 berarti terjadi
penurunan harga.
2.2 Sebab-Sebab
Timbulnya Inflasi dan Deflasi
Menurut rumus Irving Fisher, yang menyebabkan perubahan nilai mata uang
dikelompokan menjadi tiga faktor, yaitu : M,V dan T.
Faktor M dan V adalah faktor moneter sedang faktor T adalah faktor
perdagangan barang-barang. Turunnya nilai uang atau inflasi disebabkan oleh
naiknya M dan V, atau keadaan tidak adanya keseimbangan antara M, V dan T. Berdasarkan
pertimbangan tiga faktor tersebut, maka
secara garis besar terdapat tiga sektor yang dapat menimbulkan inflasi dan deflasi:
a. Sektor impor dan
ekspor
Jika ekspor dari suatu negara lebih besar dari pada impor maka akan terjadi
tambahan inflasi. Ini disebabkan devisa yang diperoleh oleh para eksportir oleh
pemerintah dibayar dengan mata uang Rupiah (M bertambah), sedang devisa itu
sendirb. Sektor saving dan investasi
Apabila investasi suatu negara lebih besar daripada saving maka akan
terjadi tekanan inflasi.
Sebab apabila investasi lebih besar dari saving maka kekurangannya terpaksa
dibayar dengan tambahan uang,
akibatnya M naik. i menjadi milik pemerintah.
c. Sektor anggaran belanja negara
Bila neraca anggaran
belanja negara selalu mengalami defisit (pengeluaran lebih besar dari penerimaan)
maka untuk menutupi defisit tersebut biasanya diadakan percetakan uang baru,
ini berarti ada tambahan M dalam masyarakat.
Tambahan M ini secara psikologis akan mempengaruhi orang lebih senang
menahan barang dari pada uang,
selanjutnya
mengakibatkan V naik dan inflasi pada rate yang lebih tinggi tidak dapat dihindarkan, sebaliknya untuk deflasi.
2.3 Macam-macam Inflasi
Inflasi yang terjadi di suatu negara tentu jenisnya
berbeda-beda. Hal ini tergantung dari penyebabnya. Adapun pembagian inflasi adalah
sebagai berikut:
2.3.1 Berdasarkan Tingkat Keparahan atau Laju Inflasi
a. Inflasi ringan
Adalah inflasi yang lajunya kurang dari 10 % setahun, sehingga inflasi ini
tidak begitu dirasakan. Inflasi ini sering disebut juga dengan inflasi yang merayap dan
tidak begitu mengganggu perekonomian secara nasional.
b. Inflasi sedang
Adalah inflasi yang lajunya antara 10% - 30% setahun. Pada
tingkatan ini mulai dapat dirasakan naiknya harga-harga meski tidak begitu
signifikan, dan jika tidak segera diatasi akan menjadi inflasi berat.
c. Inflasi berat
Inflasi yang lajunya berada pada batas antara 30% - 100% setahun.
Pada tingkat ini harga-harga kebutuhan masyarakat naik secara signifikan dan
sulit dikendalikan. Indonesia pernah mengalami inflasi berat pada tahun 1998.
Pada waktu itu inflasi per Desember mencapai 77,63 %.
d. Hiperinflasi
Jenis inflasi ini sangat dirasakan karena dapat terjadi secara
besar-besaran dan jika diukur berada di atas 100% setahun. Di Indonesia pada
tahun 1966 pernah mengalami inflasi sebesar 600%, hal ini disebab-kan
pencetakan uang baru secara besar-besaran untuk menutup defisit anggaran pada
waktu itu.
2.3.2 Berdasarkan Penyebab Awal Inflasi
a. Demand Pull Inflation
Yaitu Inflasi yang disebabkan karena permintaan
masyarakat akan berbagai barang terlalu kuat. Akibatnya adalah sesuai dengan hukum permintaan, bila
permintaan banyak sementara penawaran tetap, maka harga akan naik.
Jumlah barang dan jasa yang dihasilkan secara total
oleh suatu perekonomian ditunjukkan oleh kurva AS, mula-mula permintaan
masyarakat terhadap barang dan jasa yang dihasilkan tersebut ditunjukkan oleh
kurva permintaan AD, sehingga di pasar terjadi harga keseimbangan awal (P1) dan
jumlah keseimbangan awal (Q1). Karena kapasitas perekonomian tidak mampu
menghasilkan barang dan jasa melebihi penawaran awal AS dan disisi lain
permintaan meningkat menjadi AD’. Maka harga naik dari P1 menjadi P2. Kenaikan
permintaan inilah yang menyebabkan terjadinya kenaikan harga, sehingga
menyebabkan terjadinya inflasi dari sisi permintaan. Kenaikan permintaan ini
dapat diakibatkan oleh pertambahan jumlah penduduk maupun semakin bertambahnya
jenis dan kebutuhan masyarakat.
b.
Cost Push Inflation
Inflasi yang disebabkan turunnya produksi atau jasa
yang ditawarkankarena naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat
terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang
bersangkutan jatuh / menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya
tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat dan sebagainya).
Dalam kondisi normal, produksi ditunjukkan oleh kurva
penawaran (AS) dengan permintaan awal (AD). Keseimbangan terjadi dititik E
dengan harga keseimbangan P1 dan jumlah keseimbangan Q1. Apabila terjadi
penurunan jumlah produksi sehingga kurva penawarannya bergeser ke kiri atas
dari AS ke AS’. Kondisi ini mengakibatkan keseimbangan bergeser dari E ke E’dan
harga naik menjadi P2.
2.3.3. Berdasarkan Asal Inflasi
a. Domestic Inflation atau inflasi yang berasal dari dalam negeri.
Inflasi yang berasal dari dalam negeri yang timbul misalnya karena deficit
anggaran belanja yabg dibiayai dengan pencetakan uang baru, panen yang gagal
dan sebagainya.
b. Imported Inflation atau inflasi yang tertular dari luar negeri. Inflasi
ini timbul karena kenaikan harga-harga di luar negeri atau Negara-negara
langganan berdagang kita. Kenaikan harga barang-barang yang kita impor
mengakibatkan:
1. Secara
langsung menaikkan indeks biaya hidup karena sebagian dari barang-barang
yang tercakup di dalamnya berasal dari impor.
2. Secara
tidak langsung menaikan indeks harga melalui kenaikan ongkos produksi (dan
kemudian, harga jual) dari berbagai barang yang menggunakan bahan mentah atau
mesin-mesin yang harus di impor (cost inflation).
3. Secara
tidak langsung menimbulkan kenaikan harga di dalam negeri karena ada
kemungkinan (tetapi ini tidak harus demikian) kenaikan harga barang-barang
impor mengakibatkan kenaikan pengelauaran pemerintah atau swasta yang berusaha
mengimbangi kenaikan harga impor tersebut (demand Pull Inflation).
2.4. Teori-teori Inflasi
Secara garis besar ada 3 (tiga) kelompok teori
mengenai inflasi. Ketiga teori itu adalah sebagai berikut:
1.Teori
Kuantitas
Teori kuantitas adalah teori yang paling tua mengenai
inflasi namun teori ini masih sangat berguna untuk menerangkan proses inflasi
di zaman modern ini, terutama di negara-negara yang sedang berkembang. Teori
ini menyoroti peranan dalam proses inflasi dari jumlah uang yang beredar dan
psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga. Inti dari teori ini
adalah sebagai berikut:
a. Inflasi
hanya bisa terjadi kalau ada penambahan volume uang yang beredar (uang kartal
dan uang giral).
b. Laju
inflasi ditentukan oleh laju pertambahan jumlah uang yang beredar dan oleh
psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga-harga dimasa mendatang.
2. Teori keynes
Teori Keynes mengenai inflasi didasarkan atas
teori makronya, teori ini menyoroti aspek lain dari inflasi. Menurut teori ini,
inflasi terjadi karena suatu masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan
ekonominya. Pross infasi menurut pandangan ini, tidak lain adalah proses
perebutan bagian rizeki diantara kelompok-kelompok sosial yang menginginkan
bagian yang lebih besar dari pada yang bisa disediakan oleh masyarakat
tersebut. Proses perebutan ini akhirnya diterjemahkan menjadi keadaan di mana
permintaan masyarakat akan barang-barang selalu melebihi jumlah barang-barang
yang tersedia (inflatiory gap). Selama inflationary gap tetap ada, selama itu pula proses inflasi
berkelanjutan.
3. Teori Strukturalis
Teori strukturalis adalah teori mengenai inflasi yang
didasarkan atas pengalaman di negara-negara Amerika Latin. Teori ini memberikan
tekanan pada ketegaran (inflexibilities) dari struktur perekonomian
negara-negara sedang berkembang. Teori strukturalis adalah teori inflasi jangka
panjang. Disebut teori inflasi jangka panjang karena teori ini mencari
factor-faktor jangka panjang manakah yang bisa mengakibatkan inflasi? .Menurut
teori ini, ada 2 ketegaran utama dalam perekonomian negara-negara sedang berkembang
yang bisa menimbulkan inflasi.
a. Ketegaran yang pertama berupa “ketidakelastisan” dari penerimaan
ekspor, yaitu nilai ekspor yang tumbuh secara lamban dibanding dengan
pertumbuhan sektor-sektor lain. Kelambanan ini disebabkan karena :
1. Harga di pasar dunia dari barang-barang ekspor negara tersebut
makin tidak menguntungkan dibanding dengan harga barang-barang impor yang harus
dibayar.
2. Supply atau produksi barang-barang ekspor yang tidak
responsive terhadap kenaikan harga (supply barang-barang ekspor yang tidak
elastis).
b.Ketegaran yang kedua berkaitan dengan ketidakelastisan dari supply atau
produksi bahan makanan di dalam negeri.
Proses Inflasi yang timbul karena dua ketegaran
tersebut dalam praktek jelas tidak berdiri sendiri. Umumnya kedua proses
tersebut saling berkaitan dan sering kali memperkuat satu sama lain.
2.5 Pengaruh
Inflasi
2.5.1 Pengaruh Terhadap Perekonomian
a. Inflasi Menggalakkan Penanaman Modal Spekulatif
Pada masa inflasi terdapat kecenderungan diantara
pemilik modal untuk menggunakan uangnya dalam investasi yang bersifat
spekulatif. Membeli rumah dan tanah dan menyimpan barang yang berharga akan
lebih menguntungkan daripada melakukan investasi yang produktif
b. Tingkat Bunga Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi.
Untuk menghindari kemlorosotan nilai modal yang mereka
pinjamkan, institusi keuangan akan menaikkan tingkat bunga keatas
pinjaman-pinjaman mereka. Makin tinggi tingkat inflasi, makin tinggi pula
tingkat bunga yang akan meraka tentukan. Tingkat bunga yang tinggi akan
mengurangi kegairahan penanam modal untuk mengembangkan sektor-sektor
produktif.
c. Inflasi Menimbulkan Ketidakpastian Keadaan Ekonomi dan Masa Depan.
Inflasi akan bertambah cepat jalannya apabila tidak
dikendalikan. Pada akhirnya inflasi akan menimbulkan ketidakpastian dan arah
perkembangan ekonomi tidak lagi dapat diramalkan dengan baik. Keadaan ini
akan mengurangi kegairahan pengusaha untuk mengembangkan kegiatan ekonomi.
d. Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran.
Inflasi menyebabkan harga barang impor lebih murah
dari pada barang yang dihasilkan di dalam negeri. Maka pada umumnya inflasi
akan menyebabkan impor berkembang lebih cepat, tetapi sebaliknya perkembangan
ekspor akan bartambah lambat. Hal ini seterusnya akan menimbulkan kemerosotan
nilai mata uang. Dan kecenderungan ini akan memperburuk keadaan neraca
pembayaran.
2.5.2 Pengaruh Terhadap Individu dan Masyarakat
a. Memperburuk Distribusi
Pendapatan
Dalam masalah inflasi nilai harta tetap seperti tanah,
rumah, bangunan pabrik dan pertokoan akan mengalami kenaikan harga yang ada
kalanya lebih cepat dari kenaikan inflasi itu sendiri. Keadaan tersebut lebih
menguntungkan masyarakat yang berpendapatan tinggi karena bisa menginvestasikan
uangnya untuk harta tetap tersebut. Sebaliknya, masyarakat yang berpendapatan
rendah pendapatan riilnya akan merosot sebagai akibat inflasi. Dengan demikian
inflasi melebarkan ketidaksamaan distribusi pendapatan.
b. Pendapatan Riil Merosot.
Sebagian tenaga kerja disetiap Negara terdiri dari
pekerja-pekerja bergaji tetap dalam masa inflasi biasanya kenaikan harga-harga
selalu mendahului kenaikan pendapatan. Dengan demikian inflasi cenderung
menimbulkan kemerosotan pendapatan riil sebagian besar tenaga kerja. Ini
berarti kemakmuran masyarakat merosot
c. Nilai riil tabungan merosot.
Dalam perekonomian biasanya masyarakat menyimpan
sebagian kekayaannya dalam bentuk deposit dan tabungan di institusi keuangan.
Nilai riil tabungan tersebut akan merosot sebagai akibat inflasi. Juga pemegang
uang tunai akan dirugikan karena kemerosotan nilai riilnya.
2.6. Kebijakan Untuk Mengatasi Inflasi
2.6.1. Kebijakan Moneter
Kebijakan ini adalah kebijakan yang berasal dari bank
sentral dalam mengatur jumlah uang yang beredar melalui instrument-instrumen
moneter yang dimiliki oleh bank sentral. Melalui instrument ini diharapkan
peredaran uang dapat diatur dan inflasi dapat di kendalikan sesuai dengan yang
telah ditargetkan sebelumnya. Kebijakan Moneter dapat dilakukan melalui
instrument berikut ini:
a. Politik
Diskonto (discount policy) adalah politik bank sentral untuk
memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan tingkat bunga.
Dengan menaikkan tingkat bunga diharapkan jumlah uang yang beredar di
masyarakat akan berkurang karena orang akan lebih banyak menyimpan uangnya di
bank daripada menjalankan investasi.
b. Politik Pasar
Terbuka (open market policy) dijalankan dengan membeli dan
menjual surat-surat berharga. Dengan menjual surat-surat berharga diharapkan
uang akan tersedot dari masyarakat.
c. Politik
Persediaan Kas (cash ratio policy) adalah politik Bank Sentral untuk
memengaruhi peredaran uang dengan jalan menaikkan dan menurunkan persentase
persediaan kas dari bank. Dengan dinaikkannya persentase persediaan kas,
diharapkan jumlah kredit akan berkurang.
d.Pengawasan kredit
secara selektif adalah kebijakan Bank sentral untuk memberikan
kredit secara selektif untuk membatasi uang yang beredar dimasyarakat.
2.6.2 Kebijakan Fiskal
Kebijakan Fiskal adalah kebijakan yang berhubungan
dengan financial pemerintah. Kebijakan fiskal dapat dilakukan melalui
instrument berikut ini:
a. Pengaturan Pengeluaran Pemerintah (APBN), sehingga pengeluaran keseluruhan dalam perekonomian
bisa dikendalikan. Pemerintah tidak akan menambah pengeluarannya agar anggaran
tidak defisit.
b. Menaikkan Pajak. Dengan menaikkan pajak, konsumen akan
mengurangi jumlah konsumsinya karena sebagian pendapatannya untuk membayar
pajak, dan juga akan mengakibatkan penerimaan uang masyarakat berkurang dan ini
berpengaruh pada daya beli masyarakat yang menurun, dan tentunya permintaan
akan barang dan jasa yang bersifat konsumtif tentunya berkurang.
2.7
. Pengertian Deflasi dan
stagflasi
Suatu keadaan dimana dalam perekonomian terjadi proses
penurunan harga atas barang-barang umum secara terus-menerus dalam kurun waktu
tertentu, sehingga mengakibatkan nilai uang menjadi naik.
Dalam keadaan deflasi :
M < T
M : kecepatan peredaran uang
T : jumlah barang yang
diperdagangkan
Stagflasi adalah suatu kondisi suatu
perekonomian mengalami inflasi dan stagnasi dalam waktu yang bersamaan.
2.8. Penyebab terjadinya
Deflasi dan
stagflasi
Penyebab terjadinya deflasi adalah sebagai berikut :
1.
Menurunnya persediaan
uang di masyarakat ini cenderung karena sebagian besar masyarakat menyimpan
uangnya di bank,
2.
Meningkatnya persediaan
barang,
3.
Menurunnya permintaan
akan barang,
4.
Naiknya permintaan akan
uang.
Penyebab terjadinya deflasi adalah sebagai berikut :
1.
pemerintah atau bank
sentral memperluas pasokan uang pada saat bersamaan mereka membatasi pasokan.,
2.
pemerintah mencetak mata
uang. Bisa juga terjadi ketika kebijakan moneter bank sentral menciptakan
kredit.,
3.
pemerintah menaikkan
pajak. Bisa juga terjadi ketika bank sentral menaikkan suku bunga.
2.9. Pengaruh dan Akibat Deflasi dan stagflasi
2.9.1 Penurunan
persediaan uang
Deflasi dapat menyebabkan menurunnya persediaan
uang di masyarakat dan akan menyebabkan depresi besar dan juga akan membuat
pasar Investasi akan mengalami kekacauan.
2.
9.2 Memperlambat aktivitas ekonomi
Dikarenakan harga barang mengalami
penurunan, konsumen memiliki kemampuan untuk menunda belanja mereka lebih lama
lagi dengan harapan harga barang akan turun lebih jauh. Akibatnya aktivitas
ekonomi akan melambat dan memberikan pengaruh pada spiral deflasi (deflationary
spiral).
2.9.3.
Dampak susulan dari melesunya kegiatan ekonomi
adalah banyak pekerja yang akhirnya
mengalami PHK karena pemiliki bisnis tidak sanggup membayar gaji karyawannya.
Dengan demikian pendapatan yang diterima masyarakat menjadi sedikit dan jumlah
uang yang beredar di masyarakat semakin berkurang.
2.9.4.
Dari sisi investasi, deflasi juga mengakibatkan melesunya investasi di
sektor riil
maupun di lantai bursa. Akibatnya ini akan
menambah berat kelesuan ekonomi dikarenakan tidak ada lagi aktivitas bisnis
yang berjalan.
2.9.5. Deflasi juga dapat menyebabkan suku bunga
disuatu negara menjadi nol persen.
Lalu diikuti juga dengan turunnya suku
bunga pinjaman di bank. Ini memang merupakan langkah paliatif untuk mencegah
masyarakat menyimpan uangnya di bank yang dapat membuat peredaran uang semakin
kecil.
Selain itu juga ada dampak positif dan negatif dari deflasi adalah
sebagai berikut :
a) Baik, deflasi akan membuat orang
menyimpan uang sehingga uang benar-benar dihargai dan jaminan keamanan sosial
politik. Orang akan banyak berinvestasi langsung dan ketersediaan barang terjamin.
Akibatnya nilai mata uang akan menguat.
b) Buruk, deflasi akan membuat jatuh nilai properti.
Orang lebih suka mendepositokan uangnya di
bank atau pasar modal daripada beli properti yang tidak naik. Karena harga
terus turun maka produsen cenderung kurang berminat memproduksi barang.
Kesempatan kerja berkurang karena banyak
PHK.Pajak tidak dapat ditarik oleh pemerintah sehinga pendapatan negara
berkurang. Kegiatan perekonomian secara keseluruhan mengalami kemunduran.
Dampak terjadinya stagflasi adalah
sebagai berikut :
Dapat menyebabkan gangguan pada stabilitas ekonomi di mana para pelaku
ekonomi enggan untuk melakukan spekulasi dalam perekonomian. Di samping itu
inflasi juga bisa memperburuk tingkat kesejahteraan masyarakat akibat menurunnya
daya beli masyarakat secara umum akibat harga-harga yang naik. Selain itu
distribusi pendapatan pun semakin buruk akibat tidak semua orang dapat
menyesuaikan diri dengan inflasi yang terjadi.
2.10.
Cara mengatasi deflasi dan stagflasi
Cara mengatasi deflasi adalah
sebagai berikut :
1.
Menurunkan tingkat suku
bunga,
2.
Memberikan stimulus
ekonomi berupa bantuan likuiditas ke sektor bisnis,
3.
Pemerintah juga dapat
memotong pajak dan meningkatkan belanjanya sendiri untuk menggairahkan
perekonomian,
4.
Dari sisi Bank Sentral,
pemerintah juga dapat meningkatkan peredaran uang di masyarakat dengan membeli
surat hutang sektor swasta dan menukarkannya dengan uang tunai.
Cara mengatasi stagflasi adalah
sebagai berikut :
1. Mendorong lebih banyak investasi,
2.
Mengembangkan
infrastruktur,
3.
Meninnggalkan segi efesiensi administrasi pemerintah,
4. Memeberi subsidi.
5.
Mengurangi pajak
perusahaan dan individu
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Inflasi merupakan kondisi kenaikan harga barang dan
jasa secara umum dan terus menerus. Inflasi pada
dasarnya mengukur perubahan kenaikan harga dari waktu ke waktu, baik bulanan,
triwulanan, maupun tahunan. Salah satu angka indeks yang dipakai untuk
menghitung inflasi adalah angka indeks laspeyres.
Inflasi yang terjadi digolongkan bermacam-macam
berdasarkan penyebabnya:Berdasarkan Tingkat Keparahan atau
Laju Inflasi (Inflasi ringan, Inflasi sedang,
Inflasi berat, Hiperinflasi), Berdasarkan penyebab awal inflasi (Demand Pull
Inflation, Cost Push Inflation),
Berdasarkan asal inflasi (Domestic
Inflation, Imported Inflation).
Ada 3 teori utama mengenai inflasi. Teori Kuantitas
menekankan bahwa penyebab utama inflasi adalah pertambanahn jumlah uang beredar
dan psikologi masyarakat mengenai kenaikan harga di masa mendatang. Teori
Keynes: inflasi terjadi karenan masyarakat ingin hidup di luar batas kemampuan
ekonominya.. Teori strukturalis: sebab inflasi adalah dari ketidakelastisan
struktur ekonomi.
Pengaruh Inflasi terhadap perekonomian
adalah Inflasi Menggalakkan Penanaman Modal Spekulatif, Tingkat Bunga
Meningkat dan Akan Mengurangi Investasi, Inflasi Menimbulkan Ketidakpastian
Keadaan Ekonomi dan Masa Depan. Menimbulkan Masalah Neraca Pembayaran. Pengaruh
Inflasi Terhadap Individu dan Masyarakat adalah Memperburuk Distribusi
Pendapatan, Pendapatan Riil Merosot, Nilai riil tabungan merosot
Upaya yang dapat digunakan untuk mengatasi inflasi
menggunakan kebijakan moneter (Politik Diskonto, Politik Pasar terbuka, Politik Persediaan Kas, Pengawasan kredit secara selektif) dan Kebijakan Fiskal (Pengaturan Pengeluaran Pemerintah, Menaikkan Pajak)
DAFTAR PUSTAKA
Boediono. Seri Sinopsis Pengantar Ilmu Ekonomi no.2
EKONOMI MAKRO. BPFE-YOGYAKARTA. Yogyakarta. 2001. hlm. 161
Sadono Sukirno. Pengantar Teori Ekonomi MakroEdisi
Kedua. PT. RajaGrafindo Persada. Jakarta. 2002. hlm. 308
Suparmono. Pengantar Ekonomika Makro. Unit
Penerbit dan Percetakan(UPP) AMP YKPN. Yogyakarta. 2004. hlm. 128
Komentar
Posting Komentar