MAKALAH STANDAR MONETER
![](file:///C:/Users/KANARA~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image004.gif)
![Rounded Rectangle: DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Ø MAILAH CINDY (C1A016013)
Ø ALYA FADILLAH (C1A0160
Ø IRFAN PRATAMA (C1A0160
DOSEN : SITIAMINAH,SE.ME.
EKONOMI MONETER 1 (EMO 241)
EKONOMI PEMBANGUNAN / C](file:///C:/Users/KANARA~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image005.gif)
![Description: C:\Users\T O S H I B A\Downloads\LOGO UNJA.jpg](file:///C:/Users/KANARA~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg)
![Description: C:\Users\T O S H I B A\Downloads\images.jpg](file:///C:/Users/KANARA~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image007.jpg)
![Description: C:\Users\T O S H I B A\Downloads\LOGO UNJA.jpg](file:///C:/Users/KANARA~1/AppData/Local/Temp/msohtmlclip1/01/clip_image006.jpg)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan atas ke Hadirat
Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin guna memenuhi tugas mata
kuliah Ekonomi Moneter. Juga atas kerja sama yang baik dengan rekan-rekan
sekelompok sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktunya. Yang
menjadi topik pembahasan dalam makalah ini adalah “Standar Moneter”.
Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan
yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami mengundang
pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik
konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Terakhir, terima kasih kami ucapkan kepada Ibu
Siti Aminah,SE,ME selaku dosen pengampuh dalam mata kuliah ini dan kami juga
berterima kasih kepada para penulis yang tulisannya kami kutip sebagai bahan
rujukan. Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan
memberikan manfaat bagi kita semua.
Jambi, 21 Februari 2018
Penulis
DAFTAR ISI
Cover……………………………………………………………………………i
Kata Pengantar
…………………………………………………………………ii
Daftar Isi
……………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.
Latar Belakang……………………………………………………………4
2.
Rumusan Masalah
………………………………………………………..4
3.
Tujuan Masalah
…………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Standar Moneter ………………………………………………6
2.
Jenis-jenis
Standar Moneter ………………………………………………6
3.
Kebaikan dan
Kekurangan Golongan Standar Moneter…………………...8
BAB III PENUTUP
1.
Kesimpulan
………………………………………………………………14
2.
Saran
……………………………………………………………………..14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Semua aspek kehidupan manusia dalam peradaban modern saat ini
tidak terlepas dan ditopang sepenuhnya oleh uang.Tidak ada satupun peradaban di
dunia ini yang tidak mengenal dan menggunakan uang. Dalam sistem ekonomi,
keberadaan uang merupakan hasil inovasi besar dalam evolusi perekonomian dunia.
Sebagai salah satu bagian variabel penting dalam perekonomian, maka posisi uang
dipandang sangat strategis fungsinya di dalam sebuah bingkai sistem ekonomi dan
sulit untuk diganti dengan variabel lain. Oleh karena itu, uang merupakan
bagian suatu fungsi yang terintegrasi dalam suatu perekonomian serta merupakan
bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem ekonomi modern.
Dalam dewasa ini, untuk membatasi peredaran uang di suatu
Negara, maka pemerintah mengambil suatu kebijakan moneter yang didalamnya
terdapat standar moneter. Standar moneter merupakan suatu system moneter
yang didasarkan atas standar nilai uang, termasuk didalamnya peraturan mengenai
sifat sifat uang, pengaturan jumlah uang yang beredar (baik uang logam maupun
uang kertas), ekspor impor logam-logam mulia, serta fasilitas bank dalam
hubungannya dengan perluasan demand deposit. Jika suatu Negara hanya memakai
satu jenis logam(hanya emas atau perak saja) sebagai standar moneternya, maka
Negara tersebut dikatakan menganut “mono metallism standart” (standar tunggal),
tetapi bila Negara tersebut mengginakan dua logam sebagai standar moneternya
maka dikatakan negara tersebut menganut “bimetallism standart” (standar
kembar).
1.2 Rumusan Masalah
Beberapa rumusan masalah yang dapat dikaji dari uraian-uraian di
atas yaitu:
1. Apa
pengertian dari standar moneter?
2. Apa
saja jenis-jenis standar moneter?
3. Apa
kelebihan dan kekurangan dari sistem penggolongan setiap standar moneter?
1.3 Tujuan
Atas beberapa rumusan masalah diatas tujuan
dari pembahasan dalam makalah ini adalah:
1. Mengetahui
pengertian standar moneter.
2. Mengetahui
jenis-jenis standar moneter.
3. Mengetahui
kelebihan dan kekurangan dari sistem penggolongan standar moneter.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. PENGERTIAN
STANDAR MONETER
Pada
dasarnya pengertian dari Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah
didokumentasikan yang di dalamnya terdiri antara lain mengenai
spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan
sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu untuk menjamin
suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah
dinyatakan. Standar moneter adalah suatu sistem moneter dimana uang yang
beredar dalam masyarakat diukur nilainya. Tanpa uang kita akan kesulitan
dalam bertransaksi di masyarakat, dan ternyata jumlah uang yang beredar pun
mempengaruhi kemakmuran masyarakat suatu negara. Dalam sistem ini telah
dicantumkan tentang ciri-ciri uang, pengeluaran dan pencetakan uang kertas dan
uang logam, ekspor dan impor logam mulia dan kemudahan yang diberikan kepada
bank dalam hubungannya dengan uang. Standar uang adalah alat mata uang yang
dipergunakan sebagai dasar daripada uang yang diedarkan dalam masyarakat.
2.2. JENIS STANDAR MONETER
Standar moneter dikategorikan
menjadi dua golongan yaitu sebagai berikut:
1. Standar
barang (commodity standard) / standar Logam
2. Standar
kepercayaan (fiat standard) / standar kertas
v Standar Barang (Commodity Standard)
Standar
barang (Commodity standard) atau standar logam merupakan sistem moneter dimana
nilai uang dijamin atau didasarkan pada seberat barang tertentu, contohnya;
emas dan perak. Dikatakan sebagai sistem moneter dimana nilai beli uang dijamin
sama dengan seberat barang tertentu (emas, perak, dan seterusnya). Setiap nilai
uang yang beredar dijamin dengan seberat barang tertentu (emas, perak, dan
seterusnya) yang ditentukan oleh Pemerintah. . Contohnya uang Rp 20.000,-
nilainya harus setara dengan 1 gram emas.
Standar barang dapat dikategorikan
kedalam beberapa jenis yaitu: Standar emas (the gold standard), Standar perak
(the silver standard), Standar kembar (emas dan perak).
1)
Stardar Emas
(the gold standard)
Suatu
negara dikatakan menggunakan baku emas jika nilai mata uangnya dikaitkan/
didasarkan atas nilai atau nilai seberat emas tertentu. Masyarakat bebas untuk
melebur mata uang emas atau membuat emas batangan menjadi uang. Karena negara
lain juga menganut baku emas, maka dapatlah diketahui perbandingan nilai mata
uang mereka (kursnya). Contoh, Amerika perbandingan dolar dengan emas adalah
US$ 4/1 gram, sedangkan di Inggris perbandingannya £1/1 gram. Maka nilai tukar
antara dolar dengan poundsterling adalah US$ 4/£1. Nilai tukar ini akan stabil
jika bank sentral di kedua negara tersebut tidak mengubah perbandingan nilai
mata uangnya dengan emas. Stabilitas inilah yang merupakan salah satu
keuntungan penggunaan sistem standar emas.
Apabila
suatu negara mengalami defisit dalam neraca pembayannya akan terjadi aliran
emas keluar (untuk membayar defisit tersebut). Akibatnya cadangan emas
mengecil. Kalau hal ini terjadi secara terus menerus negara tersebut akan
kehabisan cadangan emasnya. Inilah keburukan baku emas. Jika defisit neraca
pembayaran maka negara sebaiknya mengadakan kebijakan deflasi. Kebijakan ini
akan menurunkan harga, employment serta pendapatan. Akibat harga barang dalam
negeri relatif murah dibandingkan dengan harga diluar negeri maka ekspor
cenderung naik dan impor turun, akhirnya defisit neraca pembayaran terratasi.
Tetapi dengan kebijakan deflasi akan menimbulkan masalah lain. Misalnya:
sosial, pengangguran, produksi turun serta banyak perusahaan bangkrut. Dengan
terjadinya great-depression tahun 1930-an yang terjadi cukup lama menyebabkan
sistem emas murni ditinggalkan.
2)
Standar perak
(the silver standard)
Standar
perak adalah sistem moneter yang menggunakan satu logam mulia misalnya emas
sebagai baku moneter tetapi pada saat yng sama beredar juga uang dari logam
lain. Dengan demikian suatu baku moneter dikatakan baku pincang bila baku
moneter yang dipakai adalah emas tetapi disamping uang emas pada saat yang
bersamaan beredar juga uang perak atau logam yang lain sebagai alat pembayaran.
3)
Standar Kembar
( Emas dan Perak)
Pada
sistem standar kembar, maka peredaran uang didasarkan pada dua jenis logam
suatu uang, yaitu mata uang baku emas dan mata uang baku perak. Perbandingan
mata uang emas dengan mata uang perak ditentukan oleh pemerintah dengan
undang-undang. Misalnya undang-undang menetapkan perbandingan antara emas dan
perak. Perbandingan antara emas dan perak adalah 15:1. Perbandingan ini disebut
mint ratio, artinya harga emas 15 kali harga perak.
Dalam standar kembar ini sering
menimbulkan masalah. Seperti yang dikatakan oleh Sir Thomas Gresham seorang
ahli ekonomi keuangan Inggris tahun 1558 bahwa bad money drives out good money
yang dikenal dengan hukum Gresham. Maksud dari hukum ini adalah bahwa dalam
sistem standar kembar emas dan perak mempunyai perbandingan nilai tukar baik
sebagai uang maupun sebagai barang (logam emas). Apabila dipasaran terjadi
perbandingan (ratio) dengan yang ditetapkan oleh undang-undang maka akan
terjadi pertukaran/peleburan yakni dari logam mulia yang dinilai terlalu tinggi
(overvalued).
v Standar Kepercayaan / Standar Kertas (Paper Standard)
Kebanyakan
negara dewasa ini menganut sistem baku kertas termasuk indonesia. Uang kertas
ini diterima sebagai alat pembayaran yang sah, terutama berdasarkan atas
kepercayaan masyarakat kepada badan yang mengeluarkan dan mengedarkannya.
Berhubung dengan itu kertas yang telah dijadikan uang itu disebut “uang
fiduciair” (fiducio = kepercayaan). Jadi uang kertas itu berdasarkan pada
kepercayaan masyarakat. Kelebihan dan kekurangan standar kertas sb:
KELEBIHAN
|
KEKURANGAN
|
- kepercayaan kepada pemerintah
sangat besar
|
- adanya kemudahan untuk pemalsuan
|
- uang dipertanggungjawabkan oleh
pemerintah melalui bank peredaran
|
- uang yang beredar tidak dapat
ditukar dengan jaminan yang disimpan di bank peredaran
|
- uang yang beredar dapat dihitung
secara kuantitatif dan kualitatif
|
- nilai uang selalu berubah-ubah
|
- penghematan terhadap logam mulia
|
- dari kualitas bahan, cepat
rusak/robek ataupun lusuh
|
- biaya pembuatannya lebih murah
dan lebih elastis dalam persediaan.
|
- menuntut pemerintah selalu
mengontrol stabilitas keuangan
|
2.3. KEBAIKAN DAN KEBURUKAN DARI SETIAP
PENGGOLONGAN STANDAR MONETER
Standar emas dikategorikan kedalam 4
jenis, yaitu:
1.The Gold Coin
Standard
Dalam standar emas macam ini ada
beberapa persyaratan antara lain:
ü Nilai satu-satuan uang dikaitkan dengan seberat tertentu emas dan
biasanya yang beredar adalah uang emas. Misalnya U$$ 1 = 23,22 gram emas murni.
ü Pemerintah harus bersedia untuk melebur batangan emas menjadi uang
emas untuk kepentingan masyarakat umum.
ü Adanya hubungan yang tetap antara satuan moneter dengan sejumlah
tertentu emas agar supaya nilai satuan moneter sama dengan berat tertentu emas.
ü Adanya kebebasan bagi individu terhadap emas, apakah akan diekspor,
disimpan atau digunakan untuk berbagai tujuan (pribadi/business).
ü Uang emas dinyatakan sebagai alat pembayaran dan harus diterima
umum di dalam pembayaran.
· Uang
kredit, pada umumnya hanya didukung oleh sebagian cadangan emas, dan dapat
ditebus dengan uang emas.
Kebaikan dari
The Gold Coin Standard
A.
Adanya
kebebasan membuat uang dan terjaminnya pasar bebas emas menjaga nilai pasar
dari emas dan nilai nominal dari uang tetap sama. Ketika nilai pasar dari
batangan emas naik diatas nilai nominal uang emas maka akan menyebabkan uang
emas tersebut dilebur dan djual dalam bentuk batangan emas. Akibatnya yaitu
akan terjadi kesamaan nilai pasar dari emas batangan dengan uang emas yang
sekarang relatif jarang (langka).
B.
Segala bentuk
uang kertas dan uang kredit bank dapat ditebus dengan uang emas, sehingga
kesamaan nilai dapat terjamin di antar alat-alat penukar (pembayaran).
Keburukan
dari The Gold Coin Standard
A.
Beberapa orang
menggunakan uang emas, tetapi tidak ada tujuan nilai dosmetik yang dilayani oleh uang logam emas dan peredaran
uang emas.
B.
Emas jarang
sekali digunakan umum dalam perdagangan domestik.
C.
Selama periode
krisis moneter, individu-individu banyak yang memgang uang emasnya sehingga
melemahkan perbendaharaan cadangan emas dengan cepat dan meminimumkan kapasitas
pemerintah dalam mengejar tambahan permintaan emas.
2. The Gold Bullion Standard
Standar emas ini agak berbeda dengan
yang sebelumnya (the gold coin standard). Persamaannya antara lain:
ü Nilai satu-satuan moneternya dikaitkan dengan berat tertentu emas.
ü Pemerintah membeli dan menjuan seluruh emas yang ditawarkan pada
harga tetap.
ü Adanya keterbatasan kemampuan untuk membeli emas oleh masyarakat
karena jumlah emas yang dijual banyak.
ü Emas mungkin disimpan, dijual dan digunakan untuk tujuan industry
ataupun untuk pembayaran hutang. Pemerintah menerima uang kredit untuk
ditukarkan dengan emas.
Tidak
seperti pada “the gold coin standard”, dalam standar ini:
ü Membuat batangan emas sebagai alat pembayaran hutang yang sah, baik
oleh swasta maupun pemerintah.
ü Menyebabkan uang emas dapat ditarik dari peredaran untuk ditukarkan
dengan batangan emas. Tidak ada kebebasan membuat uang emas.
Kebaikan
dari The Gold Bullion Standard
Standar ini mengatasi
keburukan-keburukan dari standar yang sebelumnya, karena
A. Negara dibebaskan dari beban pembuatan uang emas
B. Lebih
dari bersiap-siap untuk mencegah larinya emas keluar negeri.
Karena itu pemerintah hanye menjual
emas dalam bentuk batangna emas yang bernilai tinggi. Tetapi untuk para seniman
dan ilmuwan diberi hak untuk membeli emas jika mereka menginginkan emas kurang
dari satu batang disarankan untuk membeli ukuran yang lebih kecil.
Keburukan dari
The Gold Bullion Standard
A.
Karena
kebanyakan individu tidak mempunyai hak untuk memasukkan emas ke dalam cadangan emas negerinya, maka jumlah
uang dan kredit tidak terpengaruh dengan operasi standar emas yang otomatis.
B.
Standarnya
orang kaya, operasinya dikalangan atas dan tidak berlaku bagi orang kecil.
3. The Meneged Bullion Standard
Standar moneter ini masih juga
dikaitkan dengan emas. Adanya sejumlah emas yang tetap pada setiap satu-satuan
uang, tetapi tidak dapat dipakai dalam peredaran umum. Oleh karena itu tidak
ada pasar bebas untuk emas. Sebagaimana kita lihat dalam Undang-undang Cadangan
Emas 1934 di Amerika memantapkan pemakaian standar ini. Peraturan ini
memberikan kekuasaan kepada pemerintah untuk menurunkan kadar emas dalam setiap
satuan dolar agar supaya merangsang kegiatan usaha melalui kenaikan harga yang
diakibatkan oleh adanya devaluasi.
4. The Gold Exchange Standard
Standar ini mungkin dikaitkan dengan
kedua-duanya, baik kepada the gold coin ataupun the gold bullion standard.
ü Satu-satuan uangnya dinyatakan sama dengan seberat emas yang tetap.
ü Pasar bebas emas dijamin, memperbolehkan masyarakat untuk berbuat
sekehendaknya terhadap cadangan emasnya, diperbolehkannya mengimpor dan
mengekspor emas tanpa batas, menyimpan emas serta diberikan kebebasan untuk
mendapatkan emas dari perusahaan pertambangan emas ataupun percetakan uang.
ü Uang kredit mungkin dapat digunakan untuk membeli sertifikat emas
dari pemerintah dimana dapat ditukarkan dengan emas.
Kebaikan dari
The Gold Exchange Standard
A.
Karena
ada sebagian cadangan emas yang berada di luar negeri, serta dimungkinkannya
mendapat hasil berupa tingkat bunga jika didepositokan atau diinvestasikan
dalam bentuk obligasi pemerintah (jangka pendek).
B.
Aliran emas
untuk membayar utang-utang dapat diminimumkan karena adanya cadangan yang
diluar negeri yang tersedia untuk tujuan ini.
C.
Karena
aliran emas sangat terbatas, maka ongkos pengiriman logam-logam berharga dalam
kaitannya dengan utang-utang tersebut menurun.
D.
Adanya
ketidakmerataan dalam distribusi emas serta terpusatnya emas, maka memaksa
mengangkat sistem moneter yang sewaktu-waktu dapat mempermudah banyak negara
untuk menggunakan standar emas ini secara berjalan.
Keburukan dari
The Gold Exchange Standard
A.
Standar
emas ini mengurangi berlakunya operasi itomatis dari standar emas secara umum.
Penawaran uang kredit sangat dipengaruhi oleh perubahan di dalam cadangan
domestik emasnya. Adanya cadangan emas yang di luar negeri mempengaruhi dasar
penciptaan uang dan kredit.
B.
Negara memegang
cadangan emas dan investasi negara lain harus selalu bersedia untuk mengekspor
emas jika negara pemilik untuk mengambilnya.
C.
Akibat dari
tindakan di atas akan memaksa penghapusan dasar kredit bank karena emasnya
berkurang dan jug akan mengakibatkan penciutan secara umum dalam jumlah uang
yang beredar.
2.4. KEBIJAKSANAAN MONETER
Kebijaksanaan
moneter dan keuangan kita mempunyai pengaruh yang mendalam kepada negara-negara
lain, dan sebaliknya kebijaksanaan negara-negara lain pun pempunyai pengaruh
terhadap perkembangan moneter dan keuangan di Amerika Serikat.Sistem keuangan
indonesia tidaklah begitu berorientasi kepada pasar, tindakan dan campur tangan
pemerintah sangat menonjol dalam sistem ini. Delapan bank negara dalam struktur
keuangan dan pengaturan langsung terhadap volume dan arah kredit dan tingkat
bunga, menunjukkan besarnya sektor negara dalam struktur keuangan. Akan tetapi,
semakin besarnya peranan bank-bank swasta nasional dapat menunjukkan trend yang
sebaliknya.
Pasar
uang informal, lembaga-lembaga keuangan kecil, bank-bank desa, unit-unit BRI
dan pegadaian dsb. Melaksanakan fungsi yang bermanfaat dalam pemberian kredit
kepada penduduk berpenghasilan rendah dan menengah, masyarakat pedesaaan dan
perusahaan kecil. Bank-bank besar dalam lapisan atas, membiayai perdagangan
luar negeri dan industri. Fenomena ini dapat dinamakan suatu struktur keuangan
yang “dualistis”.
Penguasa
moneter tidak menyia-nyiakan usaha untuk memobilisasi dana tabungan dengan
menaikkan tingkat bunga deposito, memberikan subsidi pada tingkat bunga
deposito itu, memperkenalkan berbagai macam pola tabungan dan sebagainya untuk
tujuan stabilisasi. Kebijakan moneter ini dapat dikatakan sukses dalam
menurunkan tingkat inflasi. Mengenai aspek pertumbuhan, usaha-usaha ditunjukkan
untuk meningkatkan sofistikasi sistem keuangan. Tetapi timbul kebutuhan
mendesak untuk pembaharuan moneter bagi liberalisasi sistem keuangan dan untuk
lebih mengandalkan kekuatan pasar. Instumen pengendalian
moneter meliputi alokasi langsung dari kredit, pengaturan tingkat bunga kredit
dan deposito, perubahan margin deposito impor dan perubahan retion cadangan hukum.
Pertumbuhan moneter melampaui
pertumbuhan penghasilan, dan namun tingkat inflasi turun dalam tahun 1975-1978.
Trend monetisasi jangka panjang (yang dihasilkan oleh pergesaran dari produksi
untuk memenuhi kebutuhan sendiri ke produksi untuk pasar) dan trend jangka
panjang dari perubahan struktural (yang dihasilkan oleh besarnya peningkatan
sumbangan sektor modern terhadap GNP), bersama-sama dengan berbagai tindakan
stabilisasi, merupakan penjelasan mengenai hal ini.
Uang mempengaruhi harga melalui
mekanisme penghasilan dan pengeluaran. Neraca pembayaran mempengaruhi perubahan
dalam uang dna kredit dengan jalan mempengaruhi likuiditas bank.
Deposito di bank yang setiap saat
dapat ditarik (dengan cek) dapat dikategorikan dengan sebagai uang, karena:
a.
Deposito dapat
digunakan sebagai alat pembayaran
b.
Deposito dapat
dipakai sebagai alat penumpuk kekayaan
c.
Deposito dpat
dipakai sebagai alat pembayaran tertunda (deferred payment)
Karena deposito dapat memenuhi
fungsi uang, maka dapat dikategorikan sebagai uang. Dan bahkan makin maju suatu
perekonomian jenis uang giral ini proporsinya terhadap jumlah total uang
beredar makin besar.
a.
Syarat yang
dipenuhi oleh suatu negara yang menggunakan standar emas:
b.
Negara tersebut
harus menyatakan satuan moneternya dengan emas
c.
Setiap orang
boleh membawa emas (batangan) miliknya dicetak menjadi uang menurut hukum atau
ketentuan yang berlaku
d.
Masyarakat
mempunyai kebebasan untuk melebur mata uang emas dan kemudian menyimpannya atau
menjual leburan emas tersebut sebagai logam di pasar bebas
e.
Jenis mata uang
lain misalnya uang perak, harus secara bebas dapat ditukarkan dengan emas atau
mata uang emas menurut nilai nominal mata uang lain yang dimaksud
f.
Masyarakat
bebas untuk mengimpor atau mengekspor emas
BAB III
PENUTUP
3.1. KESIMPULAN
Standar
moneter adalah benda yang ditetapkan sebagai objek pembanding atau nilai dalam
jumlah satuan tertentu dan dalam waktu tertentu sebagai alat kesatuan
hitung.Jenis – jenis standar moneter antara lain Sistem standar tunggal, Sistem
standar kembar, dan Sistem standar kertas.Peranan standar moneter bagi
kestabilan uang sangat penting, karena merupakan patokan bagi suatu negara
untuk suatu ketentuan yang mutlak.
3.2. SARAN
Menurut
kelompok kami Pemerintah perlu melakukan kontrol rutin keadaan ekonomi suatu
negara, misalnya pengontrolan stabilisasi standar moneter yang ada dalam negara
agar tidak terjadi ketidakseimbangan penggunaan standar moneter. Dengan adanya
standar moneter di setiap negara maka diharapkan akan terciptanya suatu
kestabilan perekonomian di masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Komentar
Posting Komentar