MAKALAH STANDAR MONETER

Rounded Rectangle: DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 3
Ø MAILAH CINDY (C1A016013)
Ø ALYA FADILLAH (C1A0160
Ø IRFAN PRATAMA (C1A0160

DOSEN : SITIAMINAH,SE.ME.
EKONOMI MONETER 1 (EMO 241)
EKONOMI PEMBANGUNAN / C


Description: C:\Users\T O S H I B A\Downloads\LOGO UNJA.jpgDescription: C:\Users\T O S H I B A\Downloads\images.jpgDescription: C:\Users\T O S H I B A\Downloads\LOGO UNJA.jpg




KATA PENGANTAR



Puji syukur kami panjatkan atas ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan Rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun makalah ini dengan sebaik mungkin guna memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Moneter. Juga atas kerja sama yang baik dengan rekan-rekan sekelompok sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai dengan waktunya. Yang menjadi topik pembahasan dalam makalah ini adalah “Standar Moneter”.

Kami menyadari bahwa masih banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu kami  mengundang pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun. Kritik konstruktif dari pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.

Terakhir, terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Siti Aminah,SE,ME selaku dosen pengampuh dalam mata kuliah ini dan kami juga berterima kasih kepada para penulis yang tulisannya kami kutip sebagai bahan rujukan. Akhir kata semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan manfaat bagi kita semua.











Jambi,  21 Februari 2018
                                                                                               


Penulis





DAFTAR ISI

Cover……………………………………………………………………………i
Kata Pengantar …………………………………………………………………ii
Daftar Isi ……………………………………………………………………….iii
BAB I PENDAHULUAN
1.     Latar Belakang……………………………………………………………4
2.     Rumusan Masalah ………………………………………………………..4
3.     Tujuan Masalah …………………………………………………………..5
BAB II PEMBAHASAN
1.     Pengertian Standar Moneter ………………………………………………6
2.     Jenis-jenis Standar Moneter ………………………………………………6
3.     Kebaikan dan Kekurangan Golongan Standar Moneter…………………...8
BAB III PENUTUP
1.     Kesimpulan ………………………………………………………………14
2.     Saran ……………………………………………………………………..14



BAB I
PENDAHULUAN


1.1             Latar Belakang

Semua aspek kehidupan manusia dalam peradaban modern saat ini tidak terlepas dan ditopang sepenuhnya oleh uang.Tidak ada satupun peradaban di dunia ini yang tidak mengenal dan menggunakan uang. Dalam sistem ekonomi, keberadaan uang merupakan hasil inovasi besar dalam evolusi perekonomian dunia. Sebagai salah satu bagian variabel penting dalam perekonomian, maka posisi uang dipandang sangat strategis fungsinya di dalam sebuah bingkai sistem ekonomi dan sulit untuk diganti dengan variabel lain. Oleh karena itu, uang merupakan bagian suatu fungsi yang terintegrasi dalam suatu perekonomian serta merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam suatu sistem ekonomi modern.

Dalam dewasa ini, untuk membatasi peredaran uang di suatu Negara, maka pemerintah mengambil suatu kebijakan moneter yang didalamnya terdapat standar moneter. Standar moneter merupakan suatu system moneter yang didasarkan atas standar nilai uang, termasuk didalamnya peraturan mengenai sifat sifat uang, pengaturan jumlah uang yang beredar (baik uang logam maupun uang kertas), ekspor impor logam-logam mulia, serta fasilitas bank dalam hubungannya dengan perluasan demand deposit. Jika suatu Negara hanya memakai satu jenis logam(hanya emas atau perak saja) sebagai standar moneternya, maka Negara tersebut dikatakan menganut “mono metallism standart” (standar tunggal), tetapi bila Negara tersebut mengginakan dua logam sebagai standar moneternya maka dikatakan negara tersebut menganut “bimetallism standart” (standar kembar).


1.2   Rumusan Masalah
             
Beberapa rumusan masalah yang dapat dikaji dari uraian-uraian di atas yaitu:
    1.      Apa pengertian dari standar moneter?
    2.      Apa saja jenis-jenis standar moneter?
   3.      Apa kelebihan dan kekurangan dari sistem penggolongan setiap standar moneter?
                  



1.3   Tujuan

 Atas beberapa rumusan masalah diatas tujuan dari pembahasan dalam makalah ini adalah:
    1.      Mengetahui pengertian standar moneter.
    2.      Mengetahui jenis-jenis standar moneter.
    3.      Mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem penggolongan standar moneter.



BAB II
PEMBAHASAN

2.1.    PENGERTIAN STANDAR MONETER
Pada dasarnya pengertian dari Standar adalah kesepakatan-kesepakatan yang telah didokumentasikan yang di dalamnya terdiri antara lain mengenai spesifikasi-spesifikasi teknis atau kriteria-kriteria yang akurat yang digunakan sebagai peraturan, petunjuk, atau definisi-definisi tertentu untuk menjamin suatu barang, produk, proses, atau jasa sesuai dengan yang telah dinyatakan. Standar moneter adalah suatu sistem moneter dimana uang yang beredar dalam masyarakat diukur nilainya. Tanpa uang kita akan kesulitan dalam bertransaksi di masyarakat, dan ternyata jumlah uang yang beredar pun mempengaruhi kemakmuran masyarakat suatu negara. Dalam sistem ini telah dicantumkan tentang ciri-ciri uang, pengeluaran dan pencetakan uang kertas dan uang logam, ekspor dan impor logam mulia dan kemudahan yang diberikan kepada bank dalam hubungannya dengan uang. Standar uang adalah alat mata uang yang dipergunakan sebagai dasar daripada uang yang diedarkan dalam masyarakat.
2.2.    JENIS  STANDAR MONETER
Standar moneter dikategorikan menjadi dua golongan yaitu sebagai berikut:
1.      Standar barang (commodity standard) / standar Logam
2.      Standar kepercayaan (fiat standard) / standar kertas
v Standar Barang (Commodity Standard)
Standar barang (Commodity standard) atau standar logam merupakan sistem moneter dimana nilai uang dijamin atau didasarkan pada seberat barang tertentu, contohnya; emas dan perak. Dikatakan sebagai sistem moneter dimana nilai beli uang dijamin sama dengan seberat barang tertentu (emas, perak, dan seterusnya). Setiap nilai uang yang beredar dijamin dengan seberat barang tertentu (emas, perak, dan seterusnya) yang ditentukan oleh Pemerintah. . Contohnya uang Rp 20.000,- nilainya harus setara dengan 1 gram emas.
Standar barang dapat dikategorikan kedalam beberapa jenis yaitu: Standar emas (the gold standard), Standar perak (the silver standard), Standar kembar (emas dan perak).
1)     Stardar Emas (the gold standard)
Suatu negara dikatakan menggunakan baku emas jika nilai mata uangnya dikaitkan/ didasarkan atas nilai atau nilai seberat emas tertentu. Masyarakat bebas untuk melebur mata uang emas atau membuat emas batangan menjadi uang. Karena negara lain juga menganut baku emas, maka dapatlah diketahui perbandingan nilai mata uang mereka (kursnya). Contoh, Amerika perbandingan dolar dengan emas adalah US$ 4/1 gram, sedangkan di Inggris perbandingannya £1/1 gram. Maka nilai tukar antara dolar dengan poundsterling adalah US$ 4/£1. Nilai tukar ini akan stabil jika bank sentral di kedua negara tersebut tidak mengubah perbandingan nilai mata uangnya dengan emas. Stabilitas inilah yang merupakan salah satu keuntungan penggunaan sistem standar emas.
Apabila suatu negara mengalami defisit dalam neraca pembayannya akan terjadi aliran emas keluar (untuk membayar defisit tersebut). Akibatnya cadangan emas mengecil. Kalau hal ini terjadi secara terus menerus negara tersebut akan kehabisan cadangan emasnya. Inilah keburukan baku emas. Jika defisit neraca pembayaran maka negara sebaiknya mengadakan kebijakan deflasi. Kebijakan ini akan menurunkan harga, employment serta pendapatan. Akibat harga barang dalam negeri relatif murah dibandingkan dengan harga diluar negeri maka ekspor cenderung naik dan impor turun, akhirnya defisit neraca pembayaran terratasi. Tetapi dengan kebijakan deflasi akan menimbulkan masalah lain. Misalnya: sosial, pengangguran, produksi turun serta banyak perusahaan bangkrut. Dengan terjadinya great-depression tahun 1930-an yang terjadi cukup lama menyebabkan sistem emas murni ditinggalkan.  
2)     Standar perak (the silver standard)
Standar perak adalah sistem moneter yang menggunakan satu logam mulia misalnya emas sebagai baku moneter tetapi pada saat yng sama beredar juga uang dari logam lain. Dengan demikian suatu baku moneter dikatakan baku pincang bila baku moneter yang dipakai adalah emas tetapi disamping uang emas pada saat yang bersamaan beredar juga uang perak atau logam yang lain sebagai alat pembayaran.
3)     Standar Kembar ( Emas dan Perak)
Pada sistem standar kembar, maka peredaran uang didasarkan pada dua jenis logam suatu uang, yaitu mata uang baku emas dan mata uang baku perak. Perbandingan mata uang emas dengan mata uang perak ditentukan oleh pemerintah dengan undang-undang. Misalnya undang-undang menetapkan perbandingan antara emas dan perak. Perbandingan antara emas dan perak adalah 15:1. Perbandingan ini disebut mint ratio, artinya harga emas 15 kali harga perak.
Dalam standar kembar ini sering menimbulkan masalah. Seperti yang dikatakan oleh Sir Thomas Gresham seorang ahli ekonomi keuangan Inggris tahun 1558 bahwa bad money drives out good money yang dikenal dengan hukum Gresham. Maksud dari hukum ini adalah bahwa dalam sistem standar kembar emas dan perak mempunyai perbandingan nilai tukar baik sebagai uang maupun sebagai barang (logam emas). Apabila dipasaran terjadi perbandingan (ratio) dengan yang ditetapkan oleh undang-undang maka akan terjadi pertukaran/peleburan yakni dari logam mulia yang dinilai terlalu tinggi (overvalued).
v Standar Kepercayaan / Standar Kertas (Paper Standard)
Kebanyakan negara dewasa ini menganut sistem baku kertas termasuk indonesia. Uang kertas ini diterima sebagai alat pembayaran yang sah, terutama berdasarkan atas kepercayaan masyarakat kepada badan yang mengeluarkan dan mengedarkannya. Berhubung dengan itu kertas yang telah dijadikan uang itu disebut “uang fiduciair” (fiducio = kepercayaan). Jadi uang kertas itu berdasarkan pada kepercayaan masyarakat.  Kelebihan dan kekurangan standar kertas sb:

KELEBIHAN

KEKURANGAN
- kepercayaan kepada pemerintah sangat besar
- adanya kemudahan untuk pemalsuan
- uang dipertanggungjawabkan oleh pemerintah melalui bank peredaran
- uang yang beredar tidak dapat ditukar dengan  jaminan yang disimpan di bank peredaran
- uang yang beredar dapat dihitung secara  kuantitatif dan kualitatif
- nilai uang selalu berubah-ubah
- penghematan terhadap logam mulia
- dari kualitas bahan, cepat rusak/robek ataupun lusuh
- biaya pembuatannya lebih murah dan lebih elastis dalam persediaan.
- menuntut pemerintah selalu mengontrol stabilitas keuangan

2.3.    KEBAIKAN DAN KEBURUKAN  DARI SETIAP PENGGOLONGAN              STANDAR MONETER
Standar emas dikategorikan kedalam 4 jenis, yaitu:
1.The Gold Coin Standard
Dalam standar emas macam ini ada beberapa persyaratan antara lain:
ü  Nilai satu-satuan uang dikaitkan dengan seberat tertentu emas dan biasanya yang beredar adalah uang emas. Misalnya U$$ 1 = 23,22 gram emas murni.
ü  Pemerintah harus bersedia untuk melebur batangan emas menjadi uang emas untuk kepentingan masyarakat umum.
ü  Adanya hubungan yang tetap antara satuan moneter dengan sejumlah tertentu emas agar supaya nilai satuan moneter sama dengan berat tertentu emas.
ü  Adanya kebebasan bagi individu terhadap emas, apakah akan diekspor, disimpan atau digunakan untuk berbagai tujuan (pribadi/business).
ü  Uang emas dinyatakan sebagai alat pembayaran dan harus diterima umum di dalam pembayaran.
·         Uang kredit, pada umumnya hanya didukung oleh sebagian cadangan emas, dan dapat ditebus dengan uang emas.
Kebaikan dari The Gold Coin Standard
A.    Adanya kebebasan membuat uang dan terjaminnya pasar bebas emas menjaga nilai pasar dari emas dan nilai nominal dari uang tetap sama. Ketika nilai pasar dari batangan emas naik diatas nilai nominal uang emas maka akan menyebabkan uang emas tersebut dilebur dan djual dalam bentuk batangan emas. Akibatnya yaitu akan terjadi kesamaan nilai pasar dari emas batangan dengan uang emas yang sekarang relatif jarang (langka).
B.     Segala bentuk uang kertas dan uang kredit bank dapat ditebus dengan uang emas, sehingga kesamaan nilai dapat terjamin di antar alat-alat penukar (pembayaran).
 Keburukan dari The Gold Coin Standard
A.    Beberapa orang menggunakan uang emas, tetapi tidak ada tujuan nilai dosmetik   yang dilayani oleh uang logam emas dan peredaran uang emas.
B.     Emas jarang sekali digunakan umum dalam perdagangan domestik.
C.     Selama periode krisis moneter, individu-individu banyak yang memgang uang emasnya sehingga melemahkan perbendaharaan cadangan emas dengan cepat dan meminimumkan kapasitas pemerintah dalam mengejar tambahan permintaan emas.
      2. The Gold Bullion Standard
Standar emas ini agak berbeda dengan yang sebelumnya (the gold coin standard). Persamaannya antara lain:
ü  Nilai satu-satuan moneternya dikaitkan dengan berat tertentu emas.
ü  Pemerintah membeli dan menjuan seluruh emas yang ditawarkan pada harga tetap.
ü  Adanya keterbatasan kemampuan untuk membeli emas oleh masyarakat karena jumlah emas yang dijual banyak.
ü  Emas mungkin disimpan, dijual dan digunakan untuk tujuan industry ataupun untuk pembayaran hutang. Pemerintah menerima uang kredit untuk ditukarkan dengan emas.
Tidak seperti pada “the gold coin standard”, dalam standar ini:
ü  Membuat batangan emas sebagai alat pembayaran hutang yang sah, baik oleh swasta maupun pemerintah. 
ü  Menyebabkan uang emas dapat ditarik dari peredaran untuk ditukarkan dengan batangan emas. Tidak ada kebebasan membuat uang emas.
  Kebaikan dari The Gold Bullion Standard
Standar ini mengatasi keburukan-keburukan dari standar yang sebelumnya, karena
            A. Negara dibebaskan dari beban pembuatan uang emas
B. Lebih dari bersiap-siap untuk mencegah larinya emas keluar negeri.
Karena itu pemerintah hanye menjual emas dalam bentuk batangna emas yang bernilai tinggi. Tetapi untuk para seniman dan ilmuwan diberi hak untuk membeli emas jika mereka menginginkan emas kurang dari satu batang disarankan untuk membeli ukuran yang lebih kecil.
Keburukan dari The Gold Bullion Standard
A.    Karena kebanyakan individu tidak mempunyai hak untuk memasukkan emas ke     dalam cadangan emas negerinya, maka jumlah uang dan kredit tidak terpengaruh dengan operasi standar emas yang otomatis.
B.     Standarnya orang kaya, operasinya dikalangan atas dan tidak berlaku bagi orang kecil.

      3. The Meneged Bullion Standard
Standar moneter ini masih juga dikaitkan dengan emas. Adanya sejumlah emas yang tetap pada setiap satu-satuan uang, tetapi tidak dapat dipakai dalam peredaran umum. Oleh karena itu tidak ada pasar bebas untuk emas. Sebagaimana kita lihat dalam Undang-undang Cadangan Emas 1934 di Amerika memantapkan pemakaian standar ini. Peraturan ini memberikan kekuasaan kepada pemerintah untuk menurunkan kadar emas dalam setiap satuan dolar agar supaya merangsang kegiatan usaha melalui kenaikan harga yang diakibatkan oleh adanya devaluasi.

    4. The Gold Exchange Standard
Standar ini mungkin dikaitkan dengan kedua-duanya, baik kepada the gold coin ataupun the gold bullion standard.
ü  Satu-satuan uangnya dinyatakan sama dengan seberat emas yang tetap.
ü  Pasar bebas emas dijamin, memperbolehkan masyarakat untuk berbuat sekehendaknya terhadap cadangan emasnya, diperbolehkannya mengimpor dan mengekspor emas tanpa batas, menyimpan emas serta diberikan kebebasan untuk mendapatkan emas dari perusahaan pertambangan emas ataupun percetakan uang.
ü  Uang kredit mungkin dapat digunakan untuk membeli sertifikat emas dari pemerintah dimana dapat ditukarkan dengan emas.
Kebaikan dari The Gold Exchange Standard
A.     Karena ada sebagian cadangan emas yang berada di luar negeri, serta dimungkinkannya mendapat hasil berupa tingkat bunga jika didepositokan atau diinvestasikan dalam bentuk obligasi pemerintah (jangka pendek).
B.     Aliran emas untuk membayar utang-utang dapat diminimumkan karena adanya cadangan yang diluar negeri yang tersedia untuk tujuan ini.
C.      Karena aliran emas sangat terbatas, maka ongkos pengiriman logam-logam berharga dalam kaitannya dengan utang-utang tersebut menurun.
D.     Adanya ketidakmerataan dalam distribusi emas serta terpusatnya emas, maka memaksa mengangkat sistem moneter yang sewaktu-waktu dapat mempermudah banyak negara untuk menggunakan standar emas ini secara berjalan.
Keburukan dari The Gold Exchange Standard
A.     Standar emas ini mengurangi berlakunya operasi itomatis dari standar emas secara umum. Penawaran uang kredit sangat dipengaruhi oleh perubahan di dalam cadangan domestik emasnya. Adanya cadangan emas yang di luar negeri mempengaruhi dasar penciptaan uang dan kredit.
B.     Negara memegang cadangan emas dan investasi negara lain harus selalu bersedia untuk mengekspor emas jika negara pemilik untuk mengambilnya.
C.     Akibat dari tindakan di atas akan memaksa penghapusan dasar kredit bank karena emasnya berkurang dan jug akan mengakibatkan penciutan secara umum dalam jumlah uang yang beredar.

2.4.    KEBIJAKSANAAN MONETER
Kebijaksanaan moneter dan keuangan kita mempunyai pengaruh yang mendalam kepada negara-negara lain, dan sebaliknya kebijaksanaan negara-negara lain pun pempunyai pengaruh terhadap perkembangan moneter dan keuangan di Amerika Serikat.Sistem keuangan indonesia tidaklah begitu berorientasi kepada pasar, tindakan dan campur tangan pemerintah sangat menonjol dalam sistem ini. Delapan bank negara dalam struktur keuangan dan pengaturan langsung terhadap volume dan arah kredit dan tingkat bunga, menunjukkan besarnya sektor negara dalam struktur keuangan. Akan tetapi, semakin besarnya peranan bank-bank swasta nasional dapat menunjukkan trend yang sebaliknya.
Pasar uang informal, lembaga-lembaga keuangan kecil, bank-bank desa, unit-unit BRI dan pegadaian dsb. Melaksanakan fungsi yang bermanfaat dalam pemberian kredit kepada penduduk berpenghasilan rendah dan menengah, masyarakat pedesaaan dan perusahaan kecil. Bank-bank besar dalam lapisan atas, membiayai perdagangan luar negeri dan industri. Fenomena ini dapat dinamakan suatu struktur keuangan yang “dualistis”.
Penguasa moneter tidak menyia-nyiakan usaha untuk memobilisasi dana tabungan dengan menaikkan tingkat bunga deposito, memberikan subsidi pada tingkat bunga deposito itu, memperkenalkan berbagai macam pola tabungan dan sebagainya untuk tujuan stabilisasi. Kebijakan moneter ini dapat dikatakan sukses dalam menurunkan tingkat inflasi. Mengenai aspek pertumbuhan, usaha-usaha ditunjukkan untuk meningkatkan sofistikasi sistem keuangan. Tetapi timbul kebutuhan mendesak untuk pembaharuan moneter bagi liberalisasi sistem keuangan dan untuk lebih mengandalkan kekuatan  pasar.  Instumen pengendalian moneter meliputi alokasi langsung dari kredit, pengaturan tingkat bunga kredit dan deposito, perubahan margin deposito impor dan perubahan retion cadangan hukum.
Pertumbuhan moneter melampaui pertumbuhan penghasilan, dan namun tingkat inflasi turun dalam tahun 1975-1978. Trend monetisasi jangka panjang (yang dihasilkan oleh pergesaran dari produksi untuk memenuhi kebutuhan sendiri ke produksi untuk pasar) dan trend jangka panjang dari perubahan struktural (yang dihasilkan oleh besarnya peningkatan sumbangan sektor modern terhadap GNP), bersama-sama dengan berbagai tindakan stabilisasi, merupakan penjelasan mengenai hal ini.
Uang mempengaruhi harga melalui mekanisme penghasilan dan pengeluaran. Neraca pembayaran mempengaruhi perubahan dalam uang dna kredit dengan jalan mempengaruhi likuiditas bank.
Deposito di bank yang setiap saat dapat ditarik (dengan cek) dapat dikategorikan dengan sebagai uang, karena:
a.      Deposito dapat digunakan sebagai alat pembayaran
b.      Deposito dapat dipakai sebagai alat penumpuk kekayaan
c.      Deposito dpat dipakai sebagai alat pembayaran tertunda (deferred payment)
Karena deposito dapat memenuhi fungsi uang, maka dapat dikategorikan sebagai uang. Dan bahkan makin maju suatu perekonomian jenis uang giral ini proporsinya terhadap jumlah total uang beredar makin besar.

a.      Syarat yang dipenuhi oleh suatu negara yang menggunakan standar emas:
b.      Negara tersebut harus menyatakan satuan moneternya dengan emas
c.      Setiap orang boleh membawa emas (batangan) miliknya dicetak menjadi uang menurut hukum atau ketentuan yang berlaku
d.      Masyarakat mempunyai kebebasan untuk melebur mata uang emas dan kemudian menyimpannya atau menjual leburan emas tersebut sebagai logam di pasar bebas
e.      Jenis mata uang lain misalnya uang perak, harus secara bebas dapat ditukarkan dengan emas atau mata uang emas menurut nilai nominal mata uang lain yang dimaksud
f.       Masyarakat bebas untuk mengimpor atau mengekspor emas




BAB III
PENUTUP

3.1. KESIMPULAN
            Standar moneter adalah benda yang ditetapkan sebagai objek pembanding atau nilai dalam jumlah satuan tertentu dan dalam waktu tertentu sebagai alat kesatuan hitung.Jenis – jenis standar moneter antara lain Sistem standar tunggal, Sistem standar kembar, dan Sistem standar kertas.Peranan standar moneter bagi kestabilan uang sangat penting, karena merupakan patokan bagi suatu negara untuk suatu ketentuan yang mutlak.

3.2. SARAN
Menurut kelompok kami Pemerintah perlu melakukan kontrol rutin keadaan ekonomi suatu negara, misalnya pengontrolan stabilisasi standar moneter yang ada dalam negara agar tidak terjadi ketidakseimbangan penggunaan standar moneter. Dengan adanya standar moneter di setiap negara maka diharapkan akan terciptanya suatu kestabilan perekonomian di masyarakat.









DAFTAR PUSTAKA


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Lembaga Keuangan Internasional

Makalah Tingkat Bunga

MAKALAH TEORI PENAWARAN UANG KLASIK DAN KEYNES