TEORI PENAWARAN UANG TANPA BANK DAN TEORI PELIPAT UANG

Text Box: Dosen:
Dr. Dra. Heriberta, M.E
Siti Aminah, S.E, M.Si

Text Box: by Group 6
NADHILA KURNIATI (CIA016001)
MUJLI ZAMZAMI (CIA016012)
SHERLY NADIYAH (CIA016027)

Text Box:      TEORI PENAWARAN UANG TANPA BANK DAN 
TEORI PELIPAT UANG
A. Teori Penawaran Uang Tanpa Bank
Teori ini merupakan teori yang paling sederhana. Teori ini merupakan gambaran dari sistem standar emas, ketika emas menjadi satu-satunya alat pembayaran. Jumlah uang beredar atau uang yang ditawarkan di masyarakat naik atau turun sesuai dengan tersedianya emas di masyarakat. Dalam sistem moneter seperti itu, uang beredar ditentukan oleh proses pasar. Adapun pemerintah, Bank Sentral, ataupun perbankan tidak memiliki pengaruh terhadap besarnya uang yang beredar. Semuanya serba otomatis dan sebenarnya tidak ada alasan bagi pemerintah atau Otorita Moneter untuk melakukan campur tangan di pasar uang ( yaitu melaksanakan kebijakan moneter ). Dalam hal ini, penawaran uang hanya bertambah jika orang memproduksi emas (baru). Jadi, jumlah uang beredar bergantung pada perilaku produsen emas. Produsen emas hanya akan memproduksi apabila menguntungkan. Sekarang, karena emas adalah alat pembayaran yang umum, maka harga emas naik berarti pula bahwa barang-barang turun dan begitu sebaliknya.
Standar uang yang biasa digunakan ada dua macam, yaitu standar kertas dan standar logam.
1. Standar Kertas
Standar kertas adalah sistem keuangan yang menggunakan uang kertas sebagai alat tukar atau alat pembayaran yang sah dan tidak terbatas, tetapi tidak dapat ditukarkan dengan emas dan perak pada bank sirkulasi.
2. Standar Logam (Metalisme)
Standar logam (metalisme) dibedakan menjadi dua, yaitu standar monometalisme dan standar bimetalisme.
a. Standar monometalisme, terjadi jika suatu negara menggunakan standar uangnya hanya satu buah logam mulia. Misalnya hanya menggunakan emas atau menggunakan perak.
b. Bimetalisme dua logam, standar ini dapat dibagi menjadi tiga, yaitu standar pincang, standar paralel, dan standar kembar.
1)      Standar pincang adalah standar uang yang menggunakan emas sebagai standar uang dan perak sebagai alat pembayarannya.
2)      Standar paralel adalah standar uang yang menggunakan dua logam mulia berupa emas dan perak secara bersama-sama sebagai standar uangnya. Namun, perbandingan yang berlaku hanya satu macam, yaitu menurut pasar saja.
3)      Standar kembar adalah standar uang yang menggunakan dua logam mulia, berupa emas dan perak secara bersama-sama sebagai standar uangnya.

Jika suatu negara menggunakan standar kembar, dalam negara tersebut akan berlaku Hukum Gresham, yang berbunyi: bad money always drives out good money. Artinya, uang yang jelek akan mengusir keluar uang yang baik. Syarat berlakunya Hukum Gresham, yaitu sebagai berikut.
1)      Negara tersebut menggunakan standar kembar.
2)      Bank Sentral memperjualbelikan logam mulia, baik berupa emas maupun perak.
3)      Masyarakat diberikan kebebasan untuk menempa dan melebur uang emas atau perak.
4)      Perbandingan emas dan perak menurut pemerintah serta pasar berbeda.

    Teori Penawaran Uang Modern
Dalam perekonomian modern, para produsen emas tidak lagi memiliki peranan moneter yang penting seperti dalam sistem standar emas. Dalam sistem standar kertas, sumber dari terciptanya uang beredar, yaitu otoritas moneter (Bank Sentral). Otoritas moneter merupakan produsen uang inti atau uang primer. Adapun lembaga keuangan (perbankan) merupakan produsen uang sekunder bagi masyarakat. Keduanya berhubungan sangat erat karena uang sekunder (uang giral) hanya bisa tumbuh karena ada uang primer. Uang sekunder diciptakan oleh bank berdasarkan atas uang primer yang dipegang bank (cadangan bank).
Jadi sebenarnya pasar uang itu terdiri dari 2 “sub-pasar”, yaitu sub-pasar uang primer dan sub-pasar uang sekunder. Masing-masing mempunyai permintaan” dan “penawaran”nya, namun kedua sub tersebut sangat erat berhubungan satu sama lain. Sub-pasar uang primer bersifat lebih fundamental karena uang sekunder (giral) hanya bisa tumbuh karena ada uáng primer.
Proses terciptanya uang beredar adalah merupakan “proses pasar” artinya hasil interaksi antara permintaan dan penawaran, dan bukan sekedar pencetakan uang atau suatu keputusan Pemerintah belaka. Apabila misalnya pada suatu waktu permintaan akan uang inti maupun sekunder tidak “klop” dengan penawaran uang inti dan sekunder, maka para pelaku dalam pasar uang masing-masing akan melakukan “penyesuaian” berupa tindakan-tindakan di kedua sub-pasar uang sehingga akhirnya terjadi keseimbangan antara permintaan dan penawaran. Karena ke dua sub-pasar tersebut sangat erat terkait satu sama lain, maka para pelaku tersebut baru berhenti melakukan tindakan-tindakan penyesuaian hanya apabila permintàan dan penawaran di masing-masing sub-pasar mencapai keseimbangan secara bersarna-sama (simultan).
Keseimbangan sesungguhnya atau equilibrium akan terjadi apabila keseimbangan di kedua sub pasar tersebut. Apabila sub pasar inti sudah mengalami keseimbangan, akan tetapi sub pasar sekunder belum mencapai keseimbangan maka akan terjadi proses penyesuaian oleh para pelaku pasar sekunder dan otomatis membuat sub pasar inti juga tidak terdapat pada titik yang seimbang. Penyesuaian menuju equilibriumharus dilakukan bersama antara sub pasar inti maupun sekunder. Hal ini mengingat karena kedua sub pasar tersebut erat kaitannya.
Tindakan-tindakan penyesuaian tersebut tidak lain berupa usaha dari para pelaku tersebut untuk mengubah struktur atau komposisi dari kekayaan yang ia pegang menuju ke arah struktur dan komposisi yang ia inginkan. Dalam teori moneter kita mempunyai istilah khusus bagi proses penyesuaian komposisi neraca ; kita menamakannya proses penyesuaian portofolio atau portfolio adjustment. Teori moneter menyatakan bahwa posisi equilibrium ini akhirnya akan tercapai juga setelah terjadi banyak kali “putaran” penyesuaian poflofolio. Melalui proses penyesuaian portofolio tesebut sebenarnya telah terjadi semacam “pelipatan” uang beredar, atau terjadi proses multiplier. Proses inilah yang merupakan inti dari teori mengenai penawaran uang.

B. Pelipat Uang atau Money Mulitiplier
Proses penciptaan uang beredar dari uang inti tersebutdiringkas dalam konsep money multiplier yang menghubungkan antara jumlah uang inti dengan jumlah uang beredar.
Nilai dari money multiplier tergantung kepada :
a)Kecenderungan masyarakat memegang uangnya dalam bentuk uang kartal
b)Berapa besar cadangan yang dipegang bank untuk menjamin uang giral.
Money multiplier (angka pengganda uang) diturunkan dari hubungan antara uang inti  atau uang primer dengan jumlah uang yang beredar
         Untuk Uang kartal
M1 =          1    B
             c + r(1 – c)
dimana :
c = C / M
C = uang kartal yang dipegang oleh masyarakat umum di luar bank-bank
M = Jumlah Uang Beredar
r = R / D
R = reserve bank
D = uang giral yang diciptakan oleh bank – bank umum
B = uang inti

         Untuk Uang  Giral
M1 =          1    +    t       B     
          c + r1  (1 – c) + rt
dimana :
t = T / M
T = Time Deposit
M = Jumlah Uang Beredar
r1 = reserve yang dipegang bank untuk menjamin
    = rekening koran
r2 = reserve yang dipegang bank untuk
    = deposito berjangka
c = C / M
C = uang kartal yang dipegang oleh masyarakat umum di luar bank-bank
B = uang inti

C. Implikasi Kebijakan
Pemerintah(otorita moneter) bisa mempengaruhi perkembangan uang beredar M1 atau M2 melalui 2 cara yaitu:
a. Dengan jalan mempengaruhi koefisien pelipat uang dan/atau
b. Dengan jalan mempengaruhi jalan uang inti(B).
Disini kita hanya mendaftar langkah-langkah(kebijaksanaan) yang bisa digunakan untuk mempengaruhi (katakan,sebagai contoh, meningkatkan) koefisien pelipat uang.
Menurunkan c
a)      Menawarkan bunga yang menarik bagi rekening giro, deposito berjangka dan tabungan.
b)      Membuka cabang-cabang baru atau memperluas kegiataan perbankan di pedesaan.
c)      Memperluas penggunaan credit cards dan charge accounts.
d)     Mempercepat urbanisasi.

Menurunkan r1 dan r2
a)      Menurunkan reserve requirement untuk rekening giro.
b)      Mempermudah peminjaman dari bank sentral kepada bank-bank apabila bank-bank memerlukan dana untuk kebutuhan darurat.
c)      Mengembangkan pasar uang antar barang, sehingga bank yang kekurangan dana bisa dengan mudah memperoleh dana dari bank yang kelebihan dana.

Meningkatkan t
a)      Menawarkan bunga yang menarik bagi deposito berjangka dan simpanan tabungan.
b)      Memberikan kemudahan-kemudahan perpajakan bagi pemegang deposito berjangka / tabungan.
c)      Mempromosikan deposito berjangka dan tabungan di daerah pedesaan.
d)     Mengendalikan inflasi serendah mungkin, sehingga oppurtunity cost bagi pemegang deposito berjangka dan tabungan adalah minimal.

Ada berbagai cara untuk mempengaruhi uang beredar melalui koefisien pelipat uang. Namun dalam  praktek, factor yang biasanya lebih menentukan perkembangan M1 dan M2 adalah perubahan uang inti (B) itu sendiri. Umumnya perubahan B sangat menentukan perubahan M1 dan M2 itu sendiri. Apakah pemerintah (atau otoritas moneter) bisa mempengaruhi B? jawabnya adalah : bisa sekali.

Perlu di ketahui bagaimana uang inti itu timbul dan tercipta. Uang inti tidak lain adalah “hutang” dari Otoritas Moneter kepada masyarakat dan lembaga keuangan. Bagaimana “hutang” tersebut bisa timbul? Ada 3 cara pada hakekatnya.

Cara pertama adalah melalui percetakan uang baru. Dimulai dengan adanya defisit anggaran belanja Pemerintah yang tidak bisa ditutup dengan cara lain. Tambahan uang baru tersebut “disebarkan” ke masyarakat lewat kegiatan pengeluaran pemerintah (misalnya, untuk membiayai pembangunan proyek-proyek, meningkatkan gaji pegawai dan sebagainya).

Cara kedua adalah pemberian pinjaman oleh bank sentral kepada bank-bank (kredit liquiditas) atau lembaga-lembaga lain di masyarakat. Pada mulanya pemberian pinjaman seperti ini akan menambah saldo giro pada rekening Koran milik bank-bank dan lembaga, peristiwa tersebut sudah merupakan terciptanya uang inti. Apabila saldo rekening Koran bertambah milik bank-bank dan lembaga lain pada Bank Sentral bertambah, ini berarti “hutang” Bank Sentral bertambah pula.

Cara ketiga adalah lewat transaksi dengan luar negeri. Untuk mengambarkan proses terciptanya uang inti melalui cara ini kita anggap bahwa semua kegiatan ekspor maupun impor dilaksanakan oleh perusahaan suasta. Karena akan tercipta uang baru di dalam masyarat karena surplus yang di peroleh oleh importir dan eksportir. Yang terjadi pada cadangan devisa akan selalu diimbangi dengan perubahan yang sama pada jumlah uang unti yang beredar. Uang inti tercipta karena aktiva luar negeri (netto) meningkat.

Ketiga sumber perubahan uang tersebut bisa kita nyatakan dalam persamaan sbb :
                        B = CG + CB + NFA
Dimana     CG :    Saldo rekening Pemerintah pada Bank Sentarl
                  CB :     Saldo rekening giro masyarakat dan lembaga keuangan pada Bank
Sentral.
                 NFA:   Net Foreign Assets atau Aktiva Luar Negeri Netto dari Bank Sentarl.


Dilihat bahwa banyak cara untuk mempengaruhi M1 atau M2, dan langkah atau cara mana yang cocok tergantung pada keadaan yang di hadapi. Tetapi biasanya kombinasi dari beberapa atau semua tersebut sering dipakai dalam kenyataan.


Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Makalah Lembaga Keuangan Internasional

Makalah Tingkat Bunga

MAKALAH TEORI PENAWARAN UANG KLASIK DAN KEYNES